Lato - Lato Mainan Viral Yang Penuh Kontroversi?

Lato-lato kini sedang naik daun. Disebut sebagai mainan jadul, lato-lato sudah ada sejak 1960-an dan dilarang di Amerika Serikat (AS).

Media sosial diramaikan dengan kepopuleran lato-lato. Boleh dibilang semua kalangan memainkannya. Angkatan boomers bernostalgia dengan permainan ini. Generasi berikutnya dan terkini juga tak mau kalah. Bahkan, anak-anak beradu lato-lato dan mengincar hadiah dari lomba.

 

Dilansir dari Amazon, lato-lato ternyata berasal dari AS. Mainan ini dinamai clakers atau knockers.

 

Permainan ini populer di akhir tahun 1960-an sampai 1970-an. Cara bermainnya sama dengan lato-lato, yakni dua bolanya digantung dan dibenturkan hingga membuat irama bunyi yang khas.

 

Namun dalam prosesnya, pada tahun 1985, lato-lato mulai dilarang diperjualbelikan. Keselamatan anak jadi alasannya.

 

Clackers sempat memakan korban. Bandul yang terbuat dari akrilik itu bisa pecah jika dibenturkan terlalu keras.

 

Saat itu banyak anak-anak AS yang terluka karena kena pecahan dari bandul clackers.

 

Kalau traveler mau, traveler bisa cari kata kunci clackers di laman internet. Sejumlah pemberitaan soal kepopuleran mainan ini sudah tercatat di sana.

 

Tak cuma AS, mainan ini juga populer di Kanada. Karena banyak anak-anak yang terluka, pemerintah Kanada juga melarang mainan ini.

 

Lato-lato padam cukup lama, sampai akhirnya kembali berjaya di tahun 1990-an. Desainnya permainan ini diperbarui dengan bahan plastik yang umumnya berwarna cerah.

 

Di tahun 2017, lato-lato mulai populer di Mesir dengan nama Sisi's Balls, yang ditujukan untuk menyindir Presiden Abdel Fattah el-Sisi. Sisi's Ball artinya buah zakar dari Presiden el-Sisi.

 

Disebut penghinaan, permainan ini disita oleh polisi. Jumlah yang disita sampai 1.403 pasang!

 

Kini lato-lato menjadi permainan yang muncul kembali dan sangat populer.

 

Tebsholic tertarik buat coba mainin lato - lato ga nih?